Liputan6.com, Jakarta- Indonesia baru saja kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023. Kegagalan terjadi karena munculnya penolakan banyak kalangan atas kehadiran timnas Israel sebagai salah satu tim peserta.
Israel lolos ke Piala Dunia U-20 2023 sebagai wakil Eropa. Mereka menjadi finalis Piala Eropa U-19 2022. Baru kali ini Israel bisa menembus putara final Piala Dunia U-20 FIFA.
Kagagalan jadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 karena adanya Israel disesalkan banyak pihak. Pasalnya ada event olahraga besar lain yang akan digelar di Indonesia dan diikuti Israel yakni ANOC World Beach Games di Bali.
Advertisement
Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan, penentangan terhadap kebijakan pemerintah zionis Israel yang menjajah bangsa Palestina itu sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945, yakni penjajahan harus dihapuskan.
"Kalau kita bicara berkaitan dengan konstitusi di mana undang-undang dasar 1945 disebutkan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan itu sebenarnya kita bicara dalam konteks pemerintah manapun di dunia yang melakukan penjajahan tetapi tentu kita tidak bicara terkait dengan masyarakatnya," kata Hikmahanto Juwana, Jumat (14/04/2023).
Namun hal itu tak boleh dijadikan alasan untuk melakukan penolakan terhadap kedatangan atlet olahraga Israel. Menurutnya, sikap penolakan tersebut terlalu berlebihan. Apalagi kepesertaan masing-masing negara yang ikut serta dalam event olahraga bergengsi tidak ada kaitannya dengan masalah suka atau tidak suka.
Â
Tak Punya Kendali
"Oleh karena itu saya menganggap bahwa kita akan tetap membela rakyat Palestina tidak dengan pemerintah zionis Israel, tetapi tidak kemudian kita akan melarang tim Israel bertanding ini yang sudah saya sampaikan di dalam konteks Piala Dunia U-20 dan saya rasa ini masih relevan untuk WBG," jelasnya.
Berkaca dari batalnya gelaran Piala Dunia U-20 2023, Hikmahanto menilai Indonesia sebagai tuan rumah tidak memiliki kendali atas siapa yang diundang oleh penyelenggara (organizer) event internasional. Contoh, Piala Dunia U-20 yang menjadi perhelatan Federasi Asosiasi Sepakbola Dunia (FIFA) sementara Indonesia hanya sebagai tuan rumah.
Advertisement
Tidak Senasib
Saat ini, lanjut Hikmahanto, Indonesia akan menjadi tuan rumah dari gelaran ANOC World Beach Games yang akan diselenggarakan oleh Association of National Olympic Committee (ANOC) di Bali. Ia berharap event tersebut tidak senasib dengan Piala Dunia U-20 lantaran adanya penolakan kepada atlet Israel yang akan bertanding.
"Kalau kita terima tim dari Israel itu bukan kehendak dari pemerintah Indonesia tapi kehendak dari penyelenggara, yakni ANOC karena yang menyelenggarakan bukan Indonesia dari event olahraga tersebut yang menyelenggarakan WBC, kemudian mereka memasukkan Israel dari salah satu negara yang menjadi peserta pada pertandingan tersebut sehingga kita Indonesia tentu kita tidak bisa menolak," kata Hikmahanto.
"Yang terpenting adalah kita sudah komit menjadi tuan rumah maka tentu komitmen itu kita harus jalankan ingat memindahkan venue itu bukan hal yang mudah apalagi jumlah atlet dengan jumlah yang besar. Karena itu jadi tuan rumah harus siap karena inilah yang harus diperhitungkan oleh semua pihak tidak hanya oleh pemerintah tetapi semua pihak termasuk masyarakat ataupun juga partai politik dan sebagainya," jelasnya.
Sulit Gelar Event
Pakar Hukum Internasional Indonesia itu juga mengatakan, seharusnya yang ditentang oleh masyarakat dan pemerintah Indonesia ialah kebijakan zionis Israel yang mengambil paksa dan menduduki tanah rakyat Palestina dengan kekerasan dan melanggar hak asasi manusia, bukan kepada tim olahraganya.
Sebab, dampak dari penolakan tersebut membuat Indonesia gagal mengambil kesempatan untuk dikenal oleh dunia lewat event olahraga.
"Jadi penolakan kepada tim Israel itu tentu saya sangat sayangkan. Karena dengan demikian kita tidak akan mungkin menyelenggarakan event-event internasional yang ada Israel-nya di situ karena kalau misalnya kita menyelenggarakan event-event internasional dimana ada Israel-nya dan kebetulan Israel timnya akan berlaga masa kita kemudian harus mundur kan tidak mungkin," jelas Hikmahanto.
"Pilihannya adalah sama sekali kita tidak menjadi tuan rumah atau kita tidak akan pernah dikenal oleh dunia berkaitan dengan event-event olahraga," pungkasnya.
Advertisement
Berlangsung Agustus
ANOC World Beach Games 2023 rencananya akan berlangsung pada 5-12 Agustus mendatang. Sebelumnya, Gubernur Bali I Wayan Koster pun telah menyatakan sikap serupa seperti Piala Dunia U-20.
Penolakan yang dilakukan Koster itu membuat Indonesia berpeluang kembali kehilangan kesempatan menjadi tuan rumah ajang internasional.
Masyarakat Bali sendiri juga menginginkan penyelenggaraan even WBG dapat terlaksana. Sebab hal itu dapat mengangkat perekonomian dan memperkenalkan pariwisata di Pulau Dewata kepada mata dunia.
Potensi kericuhan yang menimbulkan aksi mosi tak percaya kepada Gubernur Bali I Wayan Koster bisa saja terjadi jika WBG bernasib sama seperti Piala Dunia U-20.
Sebab, banyak pihak yang mendukung even tersebut dapat terlaksana. Mengingat, masyarakat Bali terkenal sangat toleran dan bisa menerima perbedaan.